Minggu, 04 November 2007

PiLkaDa 2007

Selamat atas terpilihnya Pak Syarif Hidayat sebagai walikota Tasikmalaya

Pilkada di Tasikmalaya telah berlangsung sukses dan aman. Walaupun saya tidak ikut nyoblos (bukan golput) karena lagi di jogja, tapi saya mempunyai satu pilihan terhadap calon walikota. Saya juga merasakan pada masa-masa kampanye. Ada yang unik dekat rumah saya, ada balong "empang" lumayan cukup besar dan konon banyak ikannya. Salah satu calkada membebaskan masyarakat untuk memancing. Setelah bapak calon walikotanya pergi, semua orang yang lagi mancing langsung masuk kolam berebutan mendapatkan ikan dengan jaring kecil. Pokoknya masa-masa kampanye seru banget, apalagi pas agustusan, di tasikmalaya agustusan meriah dengan dana bantuan dari para calon walikota itu.

Dan yang sangat luar biasa suksesnya pemilihan kepala daerah tersebut tak lepas dari peran dan dukungan santri dan ulama se-Tasikmalaya. Selain itu, santri dan ulama masih memegang peran sebagai faktor penentu bagi kemenangan salah satu calon kepala daerah karena kharisma keduanya yang begitu kental dimasyarakat. Sehingga tidak mengherankan, kalau seseorang berminat untuk duduk menjadi penguasa daerah langkah taktis yang diambil ialah dengan mendekati santri dan ulama. Tapi tentu saja tidak hanya mendekati ulama, karena masyarakat tahu mana yang dekat karena memang dekat atau dekat karena ada maunya. Tetapi whatever, pemenang pilkada adalah walikota yang diingnkan masyarakat Tasikamalaya.

Jumat, 02 November 2007

Mesjid Agung Tasikmalaya, kebangaan urang tasik

Keberadaan Mesjid Agung di sebuah kota, selain berkaitan dengan ciri atau ikon sebuah kota, bisa juga merupakan cerminan dari syiar Islam di kota itu. Kota Tasikmalaya yang dijuluki kota santri atau kota sejuta pesantren itu sudah selayaknya memiliki masjid agung yang representatif dan dapat dibanggakan. Apa lagi, jika hal itu dikaitkan dengan kultur dan karakter masyarakat Kota Tasikmalaya yang religius.
Jika dilihat dari penataan kota, lokasi Mesjid Agung Tasikmalaya sangat strategis. Pembangunan yang menghabiskan dana sekitar Rp 8,1 miliar dalam waktu 2 tahun itu diharapkan mampu memberikan warna terhadap Kota Tasikmalaya. Kilauan menara berwarna keemasan terlihat jelas dari kejauhan. Masjid Agung Tasikmalaya bukan pembangunan baru, yang dilakukan terakhir adalah pemugaran lantaran bangunan lama sudah tua dan sudah tidak dapat menampung jemaah.
Mesjid Agung Kota Tasikmalaya tampak megah. Maklum, biaya yang dikeluarkannya sangat besar. Hal terpenting, suasana di Masjid Agung terasa lebih hidup dengan berbagai aktivitas keagamaan, di samping sebagai tempat ibadah salat dan pengajian/majelis taklim. Ada hal menarik di Masjid Agung yang menjadi kebanggaan warga Tasik ini. Sebuah beduk raksasa yang menghiasi halaman Masjid Agung tersebut. Kabarnya beduk ini adalah beduk terbesar di Indonesia, karena ukurannya memang raksasa alias besar. Nah, tidak mengherankan kalau bedug raksasa ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Luar biasa kan!

UKM bordiran & konveksi di Tasikmalaya

Tasikmalaya dikenal dengan UKMnya dalam produksi konveksi dan bordiran. Sekitar ratusan rumah memproduksi barang jadi. Bermacam-macam produk dihasilkan seperti kaos, pakaian dalam, celana training (celana olahraga), mukena, baju muslim, jaket, baju seragam, dan pesanan bordiran logo. Daerah yang banyak memproduksi bordir dan konveksi ini misalnya Kawalu, Cibeureum, Mangkubumi, Tawang, sebagian Indihiang, dan masih banyak lagi. Mereka memasarkannya di pulau Jawa dan Sumatra, malah ada yang ekspor ke luar negeri melalui agen di Jakarta (Pasar Tanah Abang). Ada yang unik di Tanah Abang tiap hari senin dan kamis, banyak pedagang tasik memasarkannya sendiri di mobil box mereka, bertempat diparkiran sehingga pembeli membeli langsung ke produsennya dengan harga yang lebih murah, pedagang juga mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan uang tunai dari hasil penjualan, yang biasanya mereka dibayar dengan giro. Pembeli yang berasal dari berbagai daerah tahu pola kebiasaan pedagang tasik, sehingga mereka langsung membelinya ke pedagang tasik tanpa melalui agen pedagang tanah abnag. Orang jakaRta dan pelanggan tanah abang pasti tahu pedagang tasik.

Kampung Halamanku

Meskipun saya sekarang tinggal di Jogjakarta untuk menuntut ilmu, itu tidak mengurangi kecintaan saya terhadap kota kelahiran dan tempat saya dibesarakan. Dan juga tidak pernah ketinggalan informasi dan perkembangan kota Tasikmalaya. Saya tinggal tepatnya di Jln. Kol. Abd Saleh, lebih dikenal dengan nama daerah Cicurug termasuk kelurahan Cikalang Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Disebelah Timur Cicurug terdapat Pertamina, yang menyalurkan minyak buat daerah Priangan Timur (Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis). Didepan pertamina terdapat bubur ayam (bubur mang engkus) rasanya yang enak dan cukup di kenal di Tasik, walaupun jualannya hanya memakai roda. Karena banyaknya yang pembeli, kalau beli disana harus bersabar untuk antri. Cicurug juga berdekatan dengan Asrama AURI yang dibatasi dengan lapangan(lapang tangsi). Lapangan ini digunakan untuk acara seperti acara Agustusan, Pemilu, Pilkada dan Olahraga anak-anak sekolah seperti SD Angkasa, SD Al-Muttaqain, SD PUI dan SMP PUI. SD Al-Muttaqin muridnya tidak hanya berasal dari daerah cicurug (kebanyakan SD biasanya muridnya dari tempat tinggal terdekat), tetapi dari daerah yang lain sampai ada siswa yang berasal dari Singaparna dan Ciamis (Luar Kota). Konon anak Cucu Cahyati yang berasal dari Ciawi (±1 jam perjalanan mobil) sekolah disana. Selain sekolah juga terdapat pesantren : Syubbaanul Wathon, Sabilul Huda dan Attaqwa, walaupun tidak seterkenal Sabilul Huda atau Pesantren Suryalaya. Cicurug juga terkenal religius, tapi tidak hanya di Cicurug tetapi di Tasikmalaya umumnya, sehingga Tasik juga dikenal Kota Santri.